Intip desain jersey Chelsea 2025/2026: Home, away, dan third kit Nike

Jakarta (ANTARA) – Klub Liga Premier Inggris asal London, Chelsea FC, merilis jersey kandang terbaru mereka untuk musim kompetisi 2025/2026. Masih diproduksi oleh Nike, desain kostum musim ini menghadirkan kombinasi warna klasik dengan sentuhan modern yang mencerminkan karakter kota London dan warisan klub.

Jersey kandang Chelsea 2025/2026 menampilkan warna biru khas klub yang disebut Rush Blue, dikombinasikan dengan aksen putih dan merah terang (Speed Red). Elemen desain paling mencolok dari kostum ini adalah grafis bergaya grunge, yang menurut pihak klub, merepresentasikan sisi tangguh dan keras dari kehidupan di kota London serta semangat para pendukungnya.

Secara resmi, kombinasi warna yang digunakan dalam jersey kandang ini adalah Rush Blue / Speed Red / White. Jersey ini telah dirilis ke publik pada 16 Mei 2025 dan dijual dengan harga ritel sebesar 125 poundsterling atau setara sekitar Rp2,5 juta.

Baca juga: Newcastle naik ke peringkat tiga setelah tekuk Chelsea 2-0

Sentuhan retro di jersey tandang




Sementara itu, jersey tandang Chelsea musim depan mengusung nuansa retro dengan inspirasi dari kostum musim 1974/1975. Warna dasar yang digunakan adalah putih gading (Phantom), dipadukan dengan warna hijau gelap militer (Galactic Jade) serta aksen merah. Ciri khas dari desain ini adalah garis vertikal di bagian tengah yang menggabungkan ketiga warna tersebut secara harmonis.

Jersey tandang ini belum dirilis secara resmi, namun dijadwalkan akan tersedia di pasaran pada Juli atau Agustus 2025 mendatang, menjelang dimulainya musim baru Liga Inggris.

Baca juga: Maresca ingin Chelsea sapu bersih dua laga tersisa

Kesan elegan dan modern pada jersey ketiga

Tak kalah menarik, Nike juga menyiapkan jersey ketiga Chelsea untuk musim 2025/2026 yang tampil dengan warna dominan hitam. Warna resmi yang digunakan adalah Black sebagai dasar, dikombinasikan dengan logo perak (Field Silver) dan aplikasi berwarna biru terang (Game Royal).


Jersey ketiga ini menampilkan kesan elegan namun tetap dinamis, dan diyakini akan menjadi favorit di kalangan penggemar yang menyukai desain minimalis dan modern.

Tiga desain, tiga Karakter

Melalui tiga desain jersey terbaru ini, Chelsea FC bersama Nike mencoba menggambarkan identitas klub secara menyeluruh—dari semangat juang di kandang, nostalgia masa lalu di laga tandang, hingga gaya modern yang mencerminkan ambisi ke depan.

Kehadiran kostum baru ini diharapkan mampu memberikan semangat baru bagi skuad The Blues yang tengah membangun kekuatan untuk kembali bersaing di papan atas Liga Inggris maupun kompetisi Eropa.

Baca juga: Gol semata wayang Cucurella bawa Chelsea menang 1-0 atas United

Baca juga: Maresca nilai ekspektasi terlalu tinggi terhadap skuad muda Chelsea

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Tottenham juara Liga Eropa 2025, berikut koleksi gelarnya hingga kini

Para pemain Tottenham Hotspur merayakan kemenangan mereka di Liga Europa setelah pada babak final mengalahkan Manchester United dengan skor 1-0 di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis WIB (22/5/25). (ANTARA/X/@EuropaLeague)

Jakarta (ANTARA) – Tottenham Hotspur berhasil mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun dengan menjuarai Liga Europa musim 2024/2025 seusai mengalahkan Manchester United dengan skor tipis 1-0 pada partai final di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5) dini hari WIB.

Gol semata wayang Brennan Johnson di babak pertama menjadi pembeda dalam laga tersebut dan memastikan gelar ketiga Tottenham di ajang Liga Europa atau sebelumnya dikenal sebagai Piala UEFA. Berdasarkan catatan UEFA, gelar ini merupakan yang pertama bagi Spurs di kancah Eropa sejak menjuarai Piala UEFA musim 1983/1984.

Capaian ini sekaligus mengakhiri penantian panjang Tottenham yang terakhir kali meraih trofi pada musim 2007/2008, ketika mereka menjuarai Piala Liga Inggris usai menaklukkan Chelsea 2-1 di partai final.

Meski kerap dianggap sebagai klub “miskin prestasi” bila dibandingkan dengan klub-klub besar Liga Inggris lainnya seperti Manchester United, Liverpool, atau Arsenal, Tottenham Hotspur sesungguhnya memiliki warisan prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Berikut ini adalah daftar lengkap koleksi gelar yang pernah diraih Tottenham Hotspur sepanjang sejarah:

Baca juga: Tottenham juara Liga Europa seusai taklukkan Manchester United 1-0

1. Dua kali juara Liga Inggris

Tottenham menjuarai kompetisi kasta tertinggi di Inggris sebanyak dua kali, yaitu pada musim 1950/1951 dan 1960/1961. Saat itu, liga belum bernama Premier League seperti saat ini.

2. Delapan kali juara Piala FA

Spurs mengoleksi delapan trofi Piala FA, yaitu pada musim 1900/1901, 1920/1921, 1960/1961, 1961/1962, 1966/1967, 1980/1981, 1981/1982, dan terakhir 1990/1991.

3. Satu kali juara Piala Winners

Tottenham menorehkan sejarah sebagai klub Inggris pertama yang menjuarai kompetisi Eropa ketika memenangkan Piala Winners pada musim 1962/1963.

4. Tiga kali juara Piala UEFA/Liga Europa

Tottenham meraih trofi ini sebanyak tiga kali, yakni pada musim 1971/1972, 1983/1984, dan terbaru pada musim 2024/2025.

5. Tujuh kali juara Piala Super Inggris (Community Shield)

Spurs menjuarai Community Shield pada tahun 1921, 1951, 1961, 1962, 1967, 1981, dan 1991.

6. Dua kali juara Divisi Kedua Liga Inggris

Tottenham sempat berlaga di kasta kedua dan menjuarai Divisi Kedua pada musim 1919/1920 dan 1949/1950.

7. Empat kali juara Piala Liga Inggris (Carabao Cup)

Spurs mengangkat trofi ini pada musim 1970/1971, 1972/1973, 1998/1999, dan 2007/2008.

Baca juga: Trofi Liga Europa penting sekali bagi Tottenham

Dengan kemenangan di Liga Europa 2024/2025, total koleksi gelar resmi Tottenham kini mencapai 27 trofi. Angka ini tidak termasuk gelar-gelar dari turnamen pramusim atau pertandingan persahabatan.

Manajer Tottenham, Ange Postecoglou, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini dan menekankan pentingnya gelar ini bagi pembangunan jangka panjang tim.

“Saya sangat lapar untuk membangun ini. Kami punya skuad yang sangat muda. Anda bisa bicara soal kesuksesan, tapi sampai mereka merasakannya sendiri, semuanya tidak akan nyata,” ujar Postecoglou dikutip dari TNT Sports.

Meski berhasil mengangkat trofi Eropa, masa depan pelatih asal Australia tersebut masih menjadi tanda tanya lantaran performa Spurs di Liga Inggris musim ini tergolong buruk. Klub London Utara tersebut finis di peringkat ke-17 dan nyaris terdegradasi.

“Orang-orang bisa membicarakan soal 20 kekalahan kami di liga, tapi mereka melewatkan inti dari apa yang sedang saya bangun di sini,” kata pelatih berusia 59 tahun itu.

Postecoglou, yang sebelumnya sukses di Celtic, Yokohama F. Marinos, dan Brisbane Roar, menyatakan siap melanjutkan proyek pembenahan tim jika tetap dipercaya manajemen klub.

Dengan menjuarai Liga Europa, Tottenham juga memastikan tiket ke Liga Champions musim depan, dan memberikan harapan baru bagi para penggemar bahwa era kejayaan bisa kembali dibangun di London Utara.

Baca juga: Son Heung-min akhiri penantian trofi bersama Tottenham Hotspur

Baca juga: Postecoglou ingin teruskan proyek Tottenham meski masa depan tak pasti

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan karier Ange Postecoglou, pelatih visioner Tottenham Hotspur

Pelatih Tottenham Hotspur Ange Postecoglou. (ANTARA/AFP/Henry Nicholls/am.)

Jakarta (ANTARA) – Nama Ange Postecoglou kini tengah menjadi sorotan dunia sepak bola usai sukses mengantar Tottenham Hotspur menjuarai Liga Europa 2024/25. Kemenangan 1-0 atas Manchester United pada partai final di Stadion San Mames, Bilbao, Kamis (22/5) dini hari WIB menjadi titik balik klub asal London Utara itu setelah 17 tahun tanpa gelar.

Gol semata wayang Brennan Johnson di babak pertama mengukir sejarah baru bagi The Lilywhites. Gelar ini menjadi trofi Eropa pertama klub tersebut sejak menjuarai Piala UEFA pada musim 1983/84. Di balik kesuksesan itu, sosok pelatih asal Australia, Ange Postecoglou, menjadi tokoh kunci.

Dari Yunani ke Australia

Angelos “Ange” Postecoglou lahir di Nea Filadelfia, Athena, Yunani, pada 27 Agustus 1965. Pada usia lima tahun, keluarganya pindah ke Australia, tempat di mana karier sepak bolanya mulai berkembang. Sebagai pemain, Postecoglou berposisi sebagai bek tengah dan pernah memperkuat klub-klub lokal seperti South Melbourne dan Western Suburbs.

Meski tidak menonjol sebagai pemain, ia mencatatkan empat caps bersama tim nasional Australia antara tahun 1986 hingga 1988.

Baca juga: Postecoglou ingin teruskan proyek Tottenham meski masa depan tak pasti

Perjalanan melatih dari Australia ke Eropa

Setelah gantung sepatu, Postecoglou memulai karier kepelatihannya di South Melbourne dan langsung mencatatkan prestasi. Ia membawa klub tersebut menjuarai kompetisi domestik Australia dua musim berturut-turut (1997/98 dan 1998/99), serta meraih gelar juara Oceania Club Championship 1999.

Kariernya kemudian berlanjut dengan melatih tim nasional Australia kelompok usia (U-17 dan U-20), sebelum sempat menangani klub Yunani, Panachaiki. Ia kembali ke negaranya untuk memimpin Brisbane Roar, yang berhasil dibawanya menjadi juara A-League dua kali pada musim 2010/11 dan 2011/12.

Tahun 2013, Postecoglou dipercaya menangani tim nasional Australia. Puncak prestasinya sebagai pelatih The Socceroos datang pada tahun 2015 saat membawa Australia menjuarai Piala Asia AFC, setelah mengalahkan Korea Selatan di partai final. Gelar tersebut merupakan yang pertama bagi Australia sejak bergabung ke konfederasi Asia pada 2007.

Setelah sukses di level timnas, Postecoglou melatih Yokohama F. Marinos di Jepang dan mempersembahkan gelar J1 League pada musim 2019. Ia kemudian melanjutkan kiprahnya di Eropa bersama Celtic FC di Skotlandia. Bersama Celtic, ia meraih dua gelar Liga Skotlandia (2021–2023), satu Piala Skotlandia (2022/23), dan dua Piala Liga Skotlandia (2021–2023).

Baca juga: Tottenham juara Liga Eropa 2025, berikut koleksi gelarnya hingga kini

Pada pertengahan 2023, Postecoglou ditunjuk sebagai manajer Tottenham Hotspur menggantikan Antonio Conte. Penunjukan ini sempat memunculkan keraguan, mengingat rekam jejak Postecoglou yang belum pernah melatih di Premier League.

Namun, pendekatan permainan menyerang dan keberaniannya membangun tim dengan skuad muda mulai menunjukkan hasil. Gelar Liga Europa 2024/25 menjadi bukti nyata dari pendekatan jangka panjang yang mulai membuahkan hasil, meski Spurs finis di posisi ke-17 di klasemen akhir Liga Inggris dan nyaris terdegradasi.

“Orang-orang bisa membicarakan soal 20 kekalahan kami di liga, tapi mereka melewatkan inti dari apa yang sedang saya bangun di sini,” tegas Postecoglou, dikutip dari TNT Sports.

Masa depan yang belum pasti

Meski berhasil mempersembahkan trofi Eropa, masa depan pelatih berusia 59 tahun tersebut di Spurs masih belum pasti. Ia mengaku ingin terus membangun proyek jangka panjang di klub, namun keputusan tetap berada di tangan manajemen.

“Saya bukan orang yang santai soal masa depan, tapi saya akan kecewa jika tidak bisa melanjutkan jalur ini,” ujar Postecoglou.

Dengan keberhasilan meraih tiket ke Liga Champions musim depan, peluang bagi Tottenham untuk bangkit di level domestik dan Eropa masih terbuka lebar. Keberadaan Postecoglou yang dikenal sebagai pelatih visioner bisa menjadi fondasi kuat bagi Spurs dalam membangun budaya kemenangan yang selama ini dirindukan oleh para penggemarnya.

Baca juga: Kekalahan dalam final Liga Europa sangat menyakitkan MU

Baca juga: Son Heung-min akhiri penantian trofi bersama Tottenham Hotspur

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Bocoran jersey Barcelona musim 2025/2026, kombinasi klasik modern

Ilustrasi jersey terbaru FC Barcelona yang dikenakan oleh Lamine Yamal (Footy Headlines)

Jakarta (ANTARA) – Klub raksasa sekaligus juara bertahan La Liga, FC Barcelona, tengah bersiap menyambut musim 2025/2026 dengan jajaran jersey terbaru yang mengusung desain inovatif. Nike selaku produsen resmi apparel Barcelona kembali memperkenalkan tiga desain kostum—kandang, tandang, dan ketiga—yang masing-masing menonjolkan elemen identitas klub sekaligus kolaborasi spesial skala global.

Jersey kandang FC Barcelona musim 2025/2026 masih mempertahankan ciri khas klub dengan garis vertikal merah dan biru tua. Namun, desain kali ini menawarkan sesuatu yang baru—transisi warna secara bertahap di bagian tengah, menciptakan tampilan visual yang dinamis dan berbeda dari musim sebelumnya.


Seluruh logo pada kostum ini hadir dalam warna kuning terang, menggantikan nuansa emas yang digunakan pada musim perayaan 125 tahun klub (2024/2025). Di bagian belakang atas, terdapat bendera kecil yang menggabungkan warna klub dan bendera Catalunya sebagai simbol identitas lokal.

Jersey kandang ini dijadwalkan resmi diluncurkan pada akhir Juni 2025.

Baca juga: Chelsea resmi rilis jersey 2025/2026: Home, away, dan third kit Nike

Di sisi lain, desain jersey tandang Barcelona musim 2025/2026 menjadi sorotan utama karena menjadi bagian dari “Mamba Collection”, sebuah kolaborasi besar antara Nike dan Barcelona yang terinspirasi dari mendiang legenda NBA, Kobe Bryant. Koleksi ini sekaligus menjadi proyek kolaborasi terbesar dalam sejarah klub.


Jersey tandang menampilkan warna utama kuning emas muda (Team Gold), dipadukan dengan aksen hitam dan ungu (Persian Violet), yang terinspirasi dari kostum ikonik Los Angeles Lakers. Kerah dan ujung lengan mengusung motif hitam-ungu-hitam khas jersey NBA. Logo klub juga dihiasi pola ular sebagai penghormatan terhadap julukan Kobe Bryant, “Black Mamba”.


Celana tandang berwarna hitam dilengkapi logo Kobe berwarna abu-abu (Iron Grey), serta lambang Barcelona dan garis samping ungu.

Selain kostum tandang, “Mamba Collection” juga mencakup perlengkapan latihan, jaket, celana, hingga aksesori seperti topi, menjadikannya lini produk eksklusif dari lapangan hingga gaya hidup. Koleksi ini direncanakan rilis pada akhir Juli atau awal Agustus 2025.

Baca juga: Jersey terbaru Manchester United untuk musim depan 2025/2026

Sementara itu, jersey ketiga Barcelona musim 2025/2026 akan hadir dengan warna dasar oranye cerah (Bright Mango), dipadukan dengan aksen biru tua (Midnight Navy). Kombinasi warna ini mengingatkan pada kostum ikonik Barcelona yang digunakan pada periode 2009–2011.


Secara desain, jersey ini terinspirasi dari template klasik “Total 90” yang digunakan Nike pada pertengahan 2000-an, mengikuti tren serupa pada seluruh jersey ketiga tim elite Nike musim depan.

Jersey ketiga dijadwalkan tersedia pada Agustus atau September 2025.

Melalui kombinasi antara penghormatan terhadap sejarah klub dan pendekatan desain modern, termasuk kolaborasi ikonik “Mamba”, Barcelona menunjukkan ambisi mereka tidak hanya di atas lapangan, tetapi juga dalam membangun kekuatan merek secara global. Musim 2025/2026 akan menjadi penanda penting bagi evolusi identitas visual klub kebanggaan Catalunya tersebut.

Baca juga: Barcelona rilis jersey baru untuk musim 2020/21

Baca juga: “Jersey” Barcelona yang membuka pintu pelajar RI menimba ilmu di Qatar

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Desain jersey Liverpool 2025/2026 oleh Adidas: Strawberry red & retro

Jakarta (ANTARA) – Juara Liga Inggris, Liverpool FC, resmi mengakhiri kerja sama dengan Nike dan kembali menggandeng Adidas sebagai pemasok apparel utama mereka mulai musim 2025/2026. Kerja sama ini sekaligus menandai kembalinya Adidas setelah terakhir kali menjadi sponsor jersey Liverpool pada era 2006–2012.

Adidas telah menyiapkan tiga desain jersey terbaru untuk The Reds—kandang, tandang, dan ketiga—dengan pendekatan desain yang memadukan elemen klasik dan modern.

Jersey kandang: Sentuhan “strawberry red” ala 2006/2007



Jersey kandang Liverpool 2025/2026 hadir dengan warna merah ikonik yang secara resmi dinamai “Strawberry Red”. Kostum ini menampilkan desain sederhana namun elegan, serupa dengan jersey musim 2006/2007—yang kala itu dikenakan oleh legenda klub seperti Steven Gerrard, Fernando Torres dan Xabi Alonso—namun dengan pembaruan di bagian kerah dan tekstur grafis timbul (debossed graphic) yang halus.

Logo Adidas dan sponsor tampil dalam warna putih, menciptakan kontras yang bersih dan mencolok. Gaya no-nonsense pada desain ini merefleksikan identitas klasik Liverpool sebagai klub dengan sejarah panjang dan karakter kuat.

Jersey kandang ini dijadwalkan meluncur secara resmi pada 1 Agustus 2025.

Baca juga: Agen tepis kabar Jurgen Klopp akan latih AS Roma

Jersey tandang: Nuansa retro dalam “Wonder White




Jersey tandang Liverpool 2025/2026 mengusung warna dasar putih gading yang disebut “Wonder White”. Kostum ini dilengkapi aksen hitam serta kemungkinan aksen merah dalam jumlah kecil, menciptakan tampilan yang elegan sekaligus tajam.

Salah satu elemen menarik dari desain ini adalah kemungkinan penggunaan lambang klub versi perisai yang memberikan nuansa retro dan berbeda dari biasanya. Jersey tandang ini direncanakan rilis pada Juli 2025.

Jersey ketiga: “Sea Green” dan lambang klasik modern

Untuk jersey ketiga, Adidas menghadirkan nuansa segar dengan warna hijau mint yang dinamakan “Sea Green”—hampir menyerupai warna legendaris EQT Green yang populer di awal 1990-an. Jersey ini dihiasi dengan logo trefoil serta versi modern dari logo klasik Liverpool yang digunakan pada periode 1987–1992, lengkap dengan simbol Liverbird di dalamnya.

Kostum ketiga ini dijadwalkan tersedia pada Agustus 2025, bersamaan dengan peluncuran resmi jersey kandang.

Era baru dengan identitas lama

Kembalinya Adidas ke Anfield membawa harapan bagi para penggemar akan kualitas dan estetika desain yang telah terbukti selama era kejayaan klub. Ketiga jersey ini tidak hanya menjadi simbol perubahan mitra komersial, tetapi juga bagian dari upaya klub untuk memperkuat kembali identitas mereka di tengah persaingan ketat Liga Inggris dan Eropa.

Dengan kombinasi desain yang mengedepankan sejarah, kesederhanaan, dan inovasi, jersey musim 2025/2026 diharapkan dapat menyuntikkan semangat baru bagi para pemain dan pendukung Liverpool di seluruh dunia.

Baca juga: Liverpool tanpa Mac Allister pada laga pamungkas Liga Inggris

Baca juga: Mohamed Salah juga manusia biasa, kata Arne Slot

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan karier Luka Modric: Dari Tottenham hingga legenda Bernabeu

Pemain Real Madrid Luka Modric (kiri) berebut bola dengan Deportivo Alaves Moussa Diarra (kanan) pada laga La Liga antara Real Madrid dan Deportivo Alaves di Santiago Bernabeu, Madrid, Spanyol, Rabu (25/9/2024). ANTARA FOTO/Xinhua/Gustavo Valiente/Spt.

Jakarta (ANTARA) – Sebuah era emas di Santiago Bernabeu resmi mendekati akhir setelah gelandang veteran Luka Modric mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Real Madrid usai gelaran Piala Dunia Antarklub 2025. Kepastian ini diumumkan melalui laman resmi klub pada Kamis (22/5) malam WIB, sekaligus mengakhiri kebersamaan selama 13 musim yang penuh prestasi.

Real Madrid akan memberikan penghormatan terakhir kepada Modric pada laga pamungkas La Liga musim ini melawan Real Sociedad di Santiago Bernabeu, Sabtu (24/5). Meski demikian, Modric masih akan mengenakan seragam Los Blancos untuk terakhir kalinya di Piala Dunia Antarklub yang dijadwalkan bergulir mulai 18 Juni mendatang.

Dalam surat perpisahannya, Modric menyampaikan rasa syukurnya atas perjalanan panjang bersama klub yang disebutnya sebagai “tim terbaik dunia.” Ia mengenang saat pertama kali tiba di Madrid dari Tottenham Hotspur pada 2012, dan mengaku apa yang ia raih bersama klub jauh melampaui mimpinya.

“Bermain untuk Real Madrid mengubah hidup saya, baik sebagai pribadi maupun pemain,” ujar Modric.

Baca juga: Modric tinggalkan Real Madrid usai Piala Dunia Antarklub

Dari Zadar ke Bernabeu: Perjalanan penuh liku

Luka Modric lahir pada 9 September 1985 di Zadar, Kroasia, yang kala itu masih bagian dari Yugoslavia. Masa kecilnya diwarnai konflik bersenjata yang memaksa keluarganya hidup dalam pengungsian. Tragedi kehilangan sang kakek akibat perang, serta perjuangan ayahnya sebagai teknisi militer, menjadi bagian dari kisah hidup Modric yang membentuk karakter tangguhnya.

Perjalanan sepak bolanya dimulai dari Dinamo Zagreb, yang kemudian meminjamkannya ke Zrinjski Mostar di Bosnia saat usianya masih 18 tahun. Liga Bosnia dikenal keras, tetapi Modric menunjukkan mental baja. Kepiawaiannya membuat Tottenham Hotspur tertarik membawanya ke Premier League pada 2008.

Meski sempat diragukan karena postur tubuhnya yang kecil, Modric menjawab dengan performa gemilang. Ia menjadi jantung permainan Spurs sebelum akhirnya diboyong Real Madrid pada 2012 dengan nilai transfer sekitar 30 juta euro.

Pilar kesuksesan Real Madrid

Kedatangan Modric ke Madrid menandai dimulainya era kejayaan baru. Bersama Toni Kroos dan Casemiro, ia membentuk trio lini tengah yang legendaris. Dalam 13 musim berseragam putih, Modric mencatatkan 590 penampilan dan mencetak 43 gol di semua kompetisi.

Ia turut mempersembahkan 29 trofi untuk Los Blancos, di antaranya enam gelar Liga Champions, empat La Liga, lima Piala Dunia Antarklub, serta dua Copa del Rey. Modric juga mencatatkan diri sebagai salah satu dari hanya lima pemain dalam sejarah sepak bola yang meraih enam gelar Liga Champions.

Secara individu, ia pernah meraih Ballon d’Or pada 2018, FIFA The Best Men’s Player, UEFA Men’s Player of the Year, dan dua kali dinobatkan sebagai Gelandang Terbaik Liga Champions. Ia juga masuk dalam FIFA FIFPro World XI sebanyak enam kali.

Baca juga: Real Madrid resmi datangkan Dean Huijsen

Pahlawan nasional Kroasia

Selain sukses di level klub, Modric juga menjadi ikon bagi tim nasional Kroasia. Ia telah mencatatkan 186 penampilan bersama tim nasional, menjadikannya pemain dengan caps terbanyak sepanjang sejarah Kroasia. Ia membawa negaranya mencapai final Piala Dunia 2018 dan meraih penghargaan Golden Ball di turnamen tersebut. Pada Piala Dunia 2022, ia kembali menunjukkan kelasnya dengan membawa Kroasia finis di posisi ketiga dan meraih Bronze Ball.

Penutup era

Pada musim panas 2025, Modric akan menutup lembaran indah karirnya di Madrid. Ia datang ke ibu kota Spanyol sebagai gelandang penuh harapan, dan pergi sebagai legenda yang meninggalkan warisan prestasi dan teladan.

Dalam suasana haru, Real Madrid bersiap menyambut era baru di bawah kepemimpinan pelatih Xabi Alonso. Namun, kenangan tentang Modric akan tetap hidup di setiap sudut Bernabeu—bukan hanya karena gelar yang ia menangkan, tetapi karena kisah hidupnya yang menjadi inspirasi banyak orang.

Dari reruntuhan perang hingga kejayaan di panggung sepak bola dunia, Luka Modric telah membuktikan bahwa harapan tidak pernah padam bagi mereka yang terus berjuang.

Baca juga: Real Madrid ingin pulangkan Nico Paz pada bursa transfer musim panas

Baca juga: Real Madrid buka peluang datangkan Rodri

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Jersey Real Madrid 2025/2026: Warna, detail, dan rencana rilis lengkap

Tampilan desain jersey terbaru Real Madrid untuk musim 2025/2026 (Footy Headlines)

Jakarta (ANTARA) – Melansir dari situs Footy Headlines, Adidas dan Real Madrid kembali menghadirkan inovasi dalam desain jersey untuk musim kompetisi 2025/2026. Bocoran mengenai tiga varian kostum utama Los Blancos—home, away, dan third kit—menggambarkan sentuhan estetika modern yang berpadu dengan elemen historis yang ikonik. Ketiganya diperkirakan akan dirilis secara resmi mulai akhir Mei hingga Agustus 2025.

Seperti lazimnya, seragam kandang Real Madrid musim 2025/2026 tetap mengusung warna dasar putih. Namun, desain tahun ini jauh dari kesan monoton. Adidas memberikan sentuhan segar berupa list kuning, pemakaian warna abu-abu muda, serta logo Adidas berwarna hitam yang mencolok. Terdapat garis kuning yang memanjang di kedua sisi jersey, sementara kerah dan ujung lengan menampilkan garis abu-abu tipis yang halus namun memberikan kesan elegan.

Warna dan desain ini disebut-sebut sebagai penghormatan terhadap jersey Real Madrid musim 2009/2010—musim pertama Cristiano Ronaldo di klub—dan musim 2015/2016, ketika Los Blancos meraih gelar Liga Champions ke-11 (La Undécima). Ronaldo saat itu mencetak 16 gol hanya dalam 12 pertandingan Liga Champions, dan menjadikan musim tersebut salah satu yang paling berkesan dalam sejarah klub.

Baca juga: Real Madrid buka peluang datangkan Rodri

Seragam kandang ini juga diprediksi akan digunakan dalam ajang Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang akan berlangsung di Amerika Serikat.

Untuk laga tandang, Adidas merancang jersey yang terinspirasi dari tampilan luar Stadion Santiago Bernabéu saat malam hari. Warna dasar navy blue (biru dongker gelap) dipadukan dengan logo Adidas berwarna perak dan aksen terang bernuansa “light-volt” yang modern.

Desain garis-garis halus pada permukaan jersey mencerminkan struktur fasade stadion Bernabéu, meskipun tampilan akhir stadion setelah renovasi disebut tidak semegah konsep awal para arsitek. Warna yang digunakan juga mengingatkan pada jersey tandang musim 2012/2013, sehingga memperkuat nuansa nostalgia yang ingin dibangun pada jersey musim ini.

Secara template, jersey away ini mengusung desain Tiro 25 dengan kerah khas Teamgeist, menambahkan kesan retro yang kuat namun tetap modern. Rencananya, jersey ini akan tersedia di pasaran mulai Juni atau Juli 2025.

Baca juga: Real Madrid tutup musim 2024/25 dengan kemenangan 2-0 atas Sociedad

Sementara itu, untuk seragam ketiga Real Madrid 2025/2026 mengusung warna biru yang menyerupai jersey tandang musim 2013/2014, ketika klub meraih gelar La Décima. Warna biru ini dipadukan dengan detail dan logo trifoil berwarna putih, yang memberikan tampilan bersih dan profesional.

Inspirasi utama jersey ini datang dari desain kursi baru di Santiago Bernabéu. Pola kain pada jersey menyerupai kontur kain kursi, yang memberikan sentuhan visual unik. Tak hanya itu, bagian dalam jersey menampilkan kutipan legendaris dari Juanito: “90 minuti en el Bernabéu son molto longo”, yang berarti “90 menit di Bernabéu adalah waktu yang sangat panjang”. Kalimat ini diucapkan pada semifinal Piala UEFA 1984/1985 sebagai bentuk kepercayaan diri Real Madrid ketika menghadapi ketertinggalan dari Inter Milan.

Jersey ketiga ini dijadwalkan meluncur ke publik pada Agustus 2025, menjelang bergulirnya musim baru.

Lewat perpaduan elemen klasik dan inovasi modern, lini jersey Real Madrid untuk musim 2025/2026 menunjukkan identitas klub yang kuat sekaligus menghormati sejarah panjangnya. Desain dari Adidas kali ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga membawa narasi emosional yang melekat pada para pendukung setia Los Blancos di seluruh dunia.

Real Madrid kembali membuktikan bahwa jersey bukan sekadar pakaian pertandingan, melainkan simbol kebanggaan, sejarah, dan semangat juang yang terus menyala.

Baca juga: Modric tinggalkan Real Madrid usai Piala Dunia Antarklub

Baca juga: Perjalanan karier Luka Modric: Dari Tottenham hingga legenda Bernabeu

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025